Pages

Definisi, Kedudukan, dan Fungsi Programing (Architecture)


Definisi, Kedudukan, dan Fungsi Programing
By : SRI WAHYUNI
14660023
Bagian awal dalam proses design adalah pemrograman (programing). Dalam  kamus Webster (1996) mensdefinisikan program sebagai “perencanaan prosedur”. Pemrograman arsitektur adalah proses pengaturan informasi sehingga informasi yang benar dapat secara tepat posisinya dalam proses desain dan keutusan yang tepat dapat dilakukan untuk mempertajam hasil dari desain bangunan tersebut.
Pemrograman merupakan proses kreatif secara terstruktur terhadap harapan, keinginan, dan hasrat dari wujud bangunan nantinya. Pemrograman adalah pengumpulan, pengorganisasian, anaisa, peng-interpretassi-an, dan pemaparan dari informasi yang relavan untuk proyek yang didesain.
Untuk mempermudah, pemrograman dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1.      Analisis dari kondisi eksiting, yaitu analisa site, profil pengguna, kode, batasan dan iklim.
2.      Proyeksi masa depan, yaitu beberapa kriteria desain yang harus dipertemukan atau diselesaikan agar cocok dan termasuk disini adalah misi, tujuan, konsep, dan persyaratan tampilan(performance).
  Siklus
Ø  Aturan Dokumen Program
Dokumen program menentukan misi(harapan) dari proyek. Dokumen tersebut juga merupakan kumpulan semua keputusan dari batas dan arah dari proyek. Ini merupakan kontrak resmi dari klien dan arsitek tentang kulitas dari hasil dari proyek dan konteks(kondisi eksisting) dimana proyek tersebut dikerjakan.
Ø  Kondisi Eksisting
Analisa merupakan bagian dari proses pemrograman yang bertugas meng-eksplorasi dan menjelaskan kondisi eksiting atau konteks dimana suatu desai sedang dikerjakan.
Dalam pemrograman, antara kemampuan membuat sintesa dan analisa merupakan bagian penting untuk menghasilkan penegasan terhadap kondisi masa depan, persyaratan keberhasilan proyek dan pembuatan tujuan, persyaratan tampilan dan konsep. Pengumpulan dan analisis data tentang kondisi eksisting atau konteks dari desain adalah tahap yang sangat penting terhadap keberhasilan dalam memahami batasan dan kemungkinan dari problem desain.
Ø  Pengaturan Kerangka Kerja
Pena(1987) dalam tulisannya memutuskan untuk membagi isu desain dalam 4 kategori yaitu, bentuk, fungsi, ekonomi, waktu. Palmer (1981) membuat 3 kategori untuk desain isu yaitu, faktor manusia, faktor fisik, dan faktor eksternal. White (1972) mengkonsentrasikan tentang pembuatan daftar fakta dari kondisi eksistingdan menggunakan kategori proyek umum, klien, keuangan, kode, perencanaan dihubungkan dengan organisasi, fungsi, site, iklim, pertumbuhan, dan perubahan. Tulisan ini memaparkan tentang penggunaan isudesain sebagai alat pengkategorian untuk mengorganisasi informasi desain dengan fakta yang ada, value, goals, performance requirements, and concepts. Masing-masing ahli pemrograman atau proyek mungkin mempunyai format yang berbeda dalam mengorganisasikan data. Inti sebenarnya adalah harus ada suatu kerangka kerja untuk pengaturan yang memungkinkan seorang programmer dapat melacak informasi yang tertinggal, hilang atau tidak berguna. 
Ø  Kondisi Masa Depan
Untuk memproyeksikan kebutuhan yang akan datang, programmer harus membuat konsep untuk mempertemukan aturan besarnya proyek dan masing-masing bagian. Proposal untuk kondisi masa depan atau desain yang sempurna adalah suatu pernyataan untuk mendekati tingkat dari hasil rancangan gedung tersebut. Harapan desain dari klien untuk kualitasan lingkungan menjadi rangkaian kekuatan internal yang membentuk rancangan.
Ø  Tingkatan Keputusan
Terhadap 4 bagian tahap dalam membuat program untuk menjelaskan kondisi masa depan : membuat misi, membangun tujuan proyek, membuat ketentuan persyaratan tampilan, dan membangun perhubungan konsep.  
Misi: agar promis tentang desain menjadi sesuatu yang jelas, misi seharusnya membuat artikulasi yang tidak membuat pembaca bertanya. Pernyataan misi merupakan landasan konsep untuk suatu proyek. Semua tujuan, persyaratan tampilan, dan konsep harus mendukung dan searah dengan misi dari proyek.
Tujuan : agar misi dapat dilaksanakan, tujuan seharusnya dibuat dalam bentuk yang jelas kualitasnya. Tujuan merupakan pernyataan dari suatu kualitas ideal dimana rancangan seharusnya sukses secara keseluruhan 100%.
Persyaratan tampilan : agar tujuan desai dapat direalisasikan, bangunan harus berfungsi secara benar, menunjukkan tahap harapan yang bagus. Persyaratan tampilan merupakan kendaraan untuk komunikasi dari derajat fungsi yang disyaratkan untuk mengimplementasikan tujuan.
Konsep : agar bangunan berfungsi sesuai harapan dari tampilan, secara nyata diatur yang diarahkan untuk fungsi yang diutamakan. Konsep merupakan diagram yang mengilustrasikan perhubungan organisasi secara ideal. Konsep dapat dibuat untuk setiap tingkatan organisasi dalam desain, dari tingkat ide utama sampai dengan tingkat yang detail.
Dalam kaitan pemrograman dilihat sebagai awal dariperencanaan maka secara skematik posisi (kedudukan) pemrograman terhadap desain (perancangan) dan planning (perencanaan) dapat digambarkan sebagai berikut :
  Dalam kaitan pemrograman dilihat sebagai bagian dari proses desain, maka terdapat 3 alternative hubungan. Antara lain:
a.       Terpadu (integrated)  : Pemrograman – perancangan
b.      Terpisah (segregated): Pemrograman → Perancangan
c.       Interaktif : Pemrograman → Desain → Pemrograman →Desain → dan seterusnya
          Setelah memahami posisi/kedudukan pemrograman terhadap perencanaan(planning) dan desain (perancangan) serta memahami definisi dari pemrograman, maka dapat dijelaskan secara garis besar fungsi dari metoda penyusunan program desain (proggraming) antara lain :
a.       Mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian pada desain
b.      Membuat desain lebih imaginative
c.       Proses desain lebih sistematis
d.      Menjadikan prosedur desain lebih terarah
e.       Pengambilan keputusan lebih mudah
f.       Faktor-faktor desai lebih mudah
g.      Waktu desain lebih singkat



yuna

Tidak ada komentar:

Instagram