Pages

Kritik Arsitektur (Masjid Ulul Albab UIN Maliki Malang)

Masjid Ulul Albab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Setiap Arsitektur adalah kompleksitas yang menegang-meregang- menekan – membentang- menguncup – mengkatup-, arsitektur adalah kompleksitas yang menggemuruh namun sekaligus diam-sepi-sunyi.
Dalam suatu bangunan  yang ada, terdapat  beberapa aspek arsitektur  yang menunjukkan  kapan dan dimana bangunan tersebut dibangun.    Hal itu bisa kita lihat pada Fasad bangunan Masjid Ulul Albab di UIN Maulana Malik Ibrahi Malang yang masih menunjukkan gaya arsitektur romawi dan modern. Hal ini ditunjukkkan dengan pilar-pilar yang tinggi dan melengkung (1).
Selain masih menggunakan gaya arsitektur romawi, fasad masjid ini juga menunjukan bentukan yang  simetris (arsitektur modern)(2) . Hal ini ditunjjukan oleh pilar-pilar yang simetris dan
Pada serambi  Masjid di desain dengan bentuk simetris dan warna putih yang biasa difungsikan sebagai tempat diskusi (3). Dari segi desainnya serambi dibuat terbuka dan tidak terlalu banyak ornamen yang member kesan luas dan nyaman pada penggunanya. Namun pada pemberian ketinggian pada serambi kurang begitu jelas (tidak ada pembeda) sehingga banyak pengguna yang kesandung.(4)
Interior yang digunakan pada mimbar yaitu masih dengan bentuk simetris dan dikombinaskan dengan bentukan yang melengkung menyesuaikan dengan desain fasadnya. Hal ini, selain memberi kesan luas dan bersih bagi penggunanya. Selain itu, warna putih menunnjukkan kesucian dan kekhusyukan sehingga menunjang proses ibadah.(5)
            Terdapat void pada lt 3 menuju lantai 2 yang memberi kesan luas dan lebar pada ruang(6). Disamping itu void membantu para pengguna di lt 3 mengetahui pergerakan imam ketika melakukan ibadah dan juga membantu pemaksimalan sirkulasi udara dan cahaya.
Penggunaan karpet pada lantai tempat sholat dengan perbedaan warna yang membentuk garis-garis dan berfungsi sebagai pembatas, penentu arah kiblat dan pengatur shaf jamaah ketika sholat juga memberikan kesan luas pada ruangan(7).
Pada .dinding sekitar tangga menggunakan kaca yang memperluas view pengguna tangga yang memberikan kesan luas(8). Selain itu, juga mempengaruhi psikologis pengguna agar tidak capek ketika menggunakan tangga karena pengguna bias menikmati pemandangan ma’had.
Kamar mandi dan tempat wudhu pria dan wanita diletakkan di tempat yang jauh dan memiliki jalur akses yang berbeda dan tidak berhubungan sehingga keprivasian pengguna terjaga.(9)
Selain itu, akses pengguna pria dan wanita berbeda sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna masjid.  

Orientasi bangunan masjid menghadap kiblat sehingga pemaksimalan pengguna dan keteraturan shaf pada ruangan tercapai.





yuna

Tidak ada komentar:

Instagram