EVALUASI
PENERAPAN KONSEP SUSTAINABILITY IN
ISLAMIC ARCHITECTURE PADA BANGUNAN ISTANA MAIMUN DI JALAN BRIGADIR JENDERAL
KATAMSO SUKARAJA MEDAN
Sri Wahyuni
(14660023)
|
Department of Architecture of
Islamic University of Maulana Malik Ibrahim
Malang,
Jawa Timur, Indonesia
e-mail:
yunie.physic@gmail.com
|
|
|
Abstract
Bangunan berkelanjutan adalah
bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan material
bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa ekonomi dan
keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan
dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan
(lingkungan binaan). Evaluasi terhadap penerapan konsep sustainability in
islamic architecture pada bangunan Istana Mauimun di jalan brigadier jenderal
katamso sukaraja medan meliputi aspek environtmental sustainability, social
sustainability, dan economical sustainability. Metode yang digunakan dengan
melakukan analisis terhadap bentuk arsitektural, bahan yang digunakan, zooning ruang,
perilaku pengguna, dan efisiensi pemanfaatan kondisi alam. Analisis dilakukan
dengan mengacu pada beberapa sumber tentang prinsip-prinsip sustainability in
islamic architecture yang dikeluarkan oleh sumber referensi yang akurat dan
ahli dibidangnya. Hasil menunjukkan bahwa dalam perancangan istana maimun
menerapkan aspek environtmental
sustainability, social sustainability,
dan economical sustainability.
Demikian, dalam perancangannya istana mainum telah menerapkan konsep
sustainability in Islamic architecture. Namun, dari segi aspek economical
sustainability masih memiliki beberapa kekurangan sehingga perlu adanya
peninjauan kembali.
Kata
Kunci : Istana Maimun, Sustainability ,
islamic architecture
Pendahuluan
Keberlanjutan
saat ini menjadi tren dalam bidang desain, begitu pula dalam arsitektur.Hal ini
menjadi sesuatu yang mendesak, kompleks dan menantang bagi arsitek . Bahkan
dalam arsitetur islam, konsep keberlanjutan merupakan salah satu konsep yang
paling dikenali.
Arsitektur
berkelanjutan adalah arsitektur yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pemanasan global (global warming).Data ASEAN Center for Energy (ACE), 48%
pemanasan glbal dihasilkan oleh bangunan.
Untuk
mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan
internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun
dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan
energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.
Istana
Maimun adalah istana Kesultanan Deli yang merupakan salah satu ikon kota Medan,
Sumatera Utara, terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan
Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun.
Didesain
oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid.
Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei
1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan. Istana
Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu bangunan induk,
bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana ini menghadap ke
utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih
dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.
Istana
Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran
Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan
Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan
Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung
Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.
Sejak tahun
1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu
tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu.
Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan
pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam
setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar
istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib
adat (semacam wiridan keluarga).
Bagi para
pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang
dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah
tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam
buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini
dengan sebutan meriam puntung.
Kisah
meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan
Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia
disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua
orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika,
datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh
kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya.
Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk
istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali
tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena
terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah
dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo,
dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian
dipindahkan ke halaman Istana Maimun. Setiap hari, Istana ini terbuka untuk
umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.
Dari
pernyataan diatas, istana mainum
merupakan bangunan bersejarah yang memiliki unsure arsitektur yang
sangat kental. Selain itu, juga memiliki multi fungsi yaitu sebagai tempat
beribadah, tempat rekresi arsitektur, tempat ziarah, dan masih banyak lagi
kegiatan yang dilakukan disana. Sehingga sudah seharusnya istana mainun
menerapkan konsep sustainability in Islamic architecture sebagaimana fungsinya
sebagai tempat ibadah dan fungsi-fungsinya yang lain.
Metode
Penelitian
Studi ini merupakan penelitian evaluatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan
konsep sustainability in Islamic architecture pada bangunan istana mainum di
jalan brigadir jenderal katamso sukaraja medan.
Metode pengumppulan data menggunakan metode kuantitatif berupa datadan
gambar. Analisis deskriptif digunakan untuk menggamabarkan kondisi eksisiting
tapak.
Hasil dan Pembahasan
Sumber :
googlemap
Istana Maimun
terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan
Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.
Objek
penelitian Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya
mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m dan tinggi
bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang
kayu dan batu.
Perspektif Eksterior Istana Maimun
Arsitektur
bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah,
Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada
bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu
yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan
lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5
sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah,
India dan Turki.
Gambar 1.2 Eksterior Istana Maimun
Sumber : internet
Bangunan
istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan
sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana
singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara
tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga
istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu
kristal besar bergaya Eropa.
Perspektif Interior Istana Maimun
Di dalam istana
terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari
berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti
istana raja-raja Moghul.
Gambar 1.3 Interior Istana Maimun
Sumber :
internet
Ada beberapa
pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber
menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak
diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas
di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda
bernama T. H. Van Erp.
Gambar 1.4 Interior Istana Maimun
Sumber :
internet
Sustainability in Islamic Architecture
Bangunan
berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan
dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas
lingkungan, vitalitsa ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan
bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada
lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).
Seperti juga
pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama
yaitu (1) Environtmental Sustainability, (2) Social Sustainability dan (3)
Economical Sustainability, maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas
dari aspek-aspek tersebut.
1. Environtmental Sustainability
Environmental
Sustainability yaitu pembangunan yang mempertahankan sumberdaya alam agar
bertahan lebih lama karena memungkinkan terjadinya keterpaduan antar ekosistem
yang dikaitkan dengan umur potensi vitas sumber daya alam dan lingkungan
ekologis manusia, seperti iklim planet, keberagaman hayati, dan perindustrian.
Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf
pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin
kehilangan potensi untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam
tersebut.
Lingkungan
mengajarkan lingkungan yang merupakan bagian dari web universal penciptaan.
Perannya adalah dua kali lipat: untuk menyembah penciptanya (dengan cara yang
sesuai untuk itu), dan menjadi sasaran untuk melayani urgensi manusia, sehingga
manusia lancar dan tidak terpengaruh dapat melaksanakan tugas terhormat
mengelola bumi (omer, 2009 ). Itulah cara islam menempel begitu banyak
pentingnya subjek lingkungan jelas menguraikan hak manusia di atasnya dan
tanggung jawabnya ke arah itu. Dalam islam, hak manusia atas lingkungan adalah
hak penggunaan berkelanjutan berdasarkan moderasi, keseimbangan dan konservasi.
yang rigths lingkungan atas manusia, di sisi lain, adalah bahwa itu aman dari
setiap penyalahgunaan, perlakuan dan kehancuran. keserakahan, pemborosan dan
kehancuran. Keserakahan, pemborosan dan limbah dianggap sebagai tirani terhadap
alam dan pelanggaran hak-hak
Pemahaman konsep Islam manusia dan
lingkungan merupakan pusat pemahaman identitas arsitektur islamic baik sebagai
konsep dan realitas sensorik dalam terang konsep-konsep Islam yang belum
sempurna atas pembangunan berkelanjutan, bagian berikutnya mencoba untuk
menunjukkan bahwa beberapa fitur karakteristik yang sesuai dengan dan diperkuat
oleh prinsip-prinsip etika Islam, seperti yang dikodifikasikan dalam quran suci
dan tradisi (sunnah) dari nabi Muhammad (saw).
1. menghindari
praktek manajemen sumber daya boros. masalah ekologi kita hadapi saat ini
timbul dari kenyataan bahwa kita sudah mulai menggunakan sumber daya yang
sangat langka sia-sia dan seperti cara itu kita tidak memberikan sifat
kesempatan untuk mereproduksi hal-hal kita mengambil dari itu. Islam maintsins
bahwa Allah adalah pencipta mutlak dan penopang alam semesta dan basis sumber
daya adalah milik karena umum dari semua makhluk
2. menjaga
keseimbangan dan proporsi dalam pikiran,
tindakan dan penggunaan sumber daya. Tuhan telah menciptakan alam semesta dalam
rangka sempurna dan keseimbangan. Segala sesuatu di eart, dalam ruang dan waktu
yang terjalin ke keseimbangan yang indah, extreamly rumit dan rumit alam. Man
telah memperkenalkan korupsi di mosaik tertib ini melalui intervensi nekat,
didorong terutama oleh keserakahan dan kepentingan diri sendiri.
3. melestarikan
dan mengembangkan sumber daya sebagai layanan kemanusiaan dan sesama makhluk.
Allah, dalam rahmat-Nya yang tak terbatas, telah menciptakan sumber daya eart
untuk layanan makhluk dan hamba-Nya. Manusia telah asssigned kehormatan
terbesar menjadi khalifah Allah di muka bumi dan pelayan atas sumber daya. rasa
syukur, islam advokat, pria harus berjuang demi melestarikan dan melindungi
sumber daya dan penyediaan, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk
makhluk sesama.
2. Social Sustainability
Sosial
sustainability yaitu pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter
dari keadaan social setempat. Namun, akan lebih baik lagi apabila pembangunan
tersebut justru meningkatkan kualitas social yang teah ada. Setiap orang yang
terlibat dalam pembangunan tersebut, baik sebagai subjek maupun objek, haruslah
mendapatkan perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar tercipta suatu
stabilitas social sehingga terbentuk budaya yang kondusif.
a. cultural identity
b. Empowerment
c. Accessibility
d. Stability
e. Equity
3. Economical Sustainabiliy
Economical
Sustainability yaitu pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan
operasinya. Selain itu, dari segi ekonomi bias mendatangkan profit juga, selain
menghadirkan benefit seperti yang telah disebutkan pada aspek-aspek yang telah
disebutkan sebelumnya. Pembangunan ini memiliki cirri produktif secara
kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan peluang kerja dan keuntungan lainnya
untuk individu kelas menengah dan bawah.
a. Growth
b. Deveopment
c. Productivity
d. Trickle-down
Arsitektur
Berkelanjutan, seperti dikutip dari buku James Steele, Sustainable Architecture
adalah arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan
kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Kebutuhan itu berbea dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan
ke kawasan yang lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.
Berbagai konsep
dalam arsitektur yang emendukung arsitektur berkelanjutan antara lain dalam
efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisiensi penggunaan
material, penggunaan teknologi dan material baru dan managemen limbah.
Efisiensi dalam
arsitektur berkelanjutan:
1. Efisiensi penggunaan energy
• Memanfaatkan sinar matahari
• Memanfaatkan penghawaan alami
• Memanfaatkan air hujan
• Konsep efisiensi penggunaan energi
seperti pencahayaan
2. Efisiensi penggunaan lahan
• Menggunakan lahan dengan efisien
• Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
• Menghargai kehadiran tanaman yang ada
di lahan
• Desain terbuka dengan ruang-ruang
yang terbuka ke taman
• Dalam perencanaan desain,
pertimbangkan berbagai hal
3. Efisiensi penggunaan material
• Memanfaatkan material sisa untuk
digunakan dalam pembangunan
• Memanfaatkan material bekas bangunan
atau komponen lama yang masih bisa digunakan
• Menggunakan material yang masih
berlimpah
• Penggunaan teknologi dan material
terbarukan
• Memanfaatkan potensi terbarukan
seperti energi angin, cahaya matahari dan air
• Memanfaatkan material baru melalui
penemuan baru yang secara global
4. Manajemen limbah
• Membuat sistem dekomposisi limbah
organic
• Membuat sistem pengolahan limbah
domestic
• Penyumbang kerusakan lingkungan alam
terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber
daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2
terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).
Pembahasan
Istana
Maimun Medan merupakan sebuah warisan peninggalan dari Kesultanan Deli di tanah
Sumatera. Bangunan istana ini pun adalah ikon wisata Medan sekaligus ikon kota
metropolitan paling besar ke3 di Indonesia. Sampai sekarang, Istana Maimun
tetap dianggap sebgai istana termegah & paling cantik yg pernah dibnagun
dan masih bisa dilihat di Nusantara.
Dan
tak lupa legenda meriam Puntung (meriam buntung) yg konon ialah jelmaan dari
adik seseorang puteri berparas elegan cantik, mendatangi objek wisata Istana
Maimun di Medan bakal membuat Kamu mengenang kejayaan Kesultanan Deli di
periode lampau.
Istana
Maimun Medan berlokasi di Jalan Brigadir Katamso, Kelurahan Sukaraja, Medan.
Sekilas tinjauan menyangkut sejarah Kesultanan Deli, dahulu kala pusat kerajaan
berada di Labuhan Deli. Pada masa itu, Deli mempunyai hasil perkebunan tembakau
yg dipercaya oleh dunia. Tembakau Deli di ekspor sampai ke Eropa. Lantaran
ekspor ini, Kesultanan Deli mengalami kemajuan pesat.
Puncaknya,
kejayaan ekonomi Kesultanan Deli membuat Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa
Alamsyah memindahkan ibukota kerajaan ke Medan. Di kota inilah istana yg
seterusnya nanti dikenal dgn Istana Maimun tersebut dibangun. Istana ini
dirancang oleh seseorang Belanda bernama TH. Van ETP. Saat itu, fungsi istana
lebih dari sekedar sbg pusat pemerintahan kerajaan, tetapi juga pusat budaya
dan tradisi melayu sampai pusat dakwah agama Islam.
Sultan Deli yg
menginisiasi pembangunan Istana Maimun bernama Sultan Mahmud Al-Rasyid.
Dibangun pada 26 Agustus 1888 sampai 18 Mei 1891, Istana Maimun berdiri megah
dgn 30 ruang seluas 2.772 meter persegi. Istana ini mempunyai dua lantai dan
menggunakan tiang batu & kayu sbg penopang.
Istana terbagi
jadi tiga sektor, ialah bangunan induk, bangunan sayap kanan, pula bangunan
sayap kiri. Panjang istana lebih kurang 75,5 meter dgn ketinggian sampai 14,14
meter. Sementara luas halaman istana mencapai empat hektar. Bangunan istana
menghadap arah utara & pas di depannya berdirilah Masjid Ibadah Al-Mashun
atau yg ternama dgn nama Masjid Raya Medan.
Gambar 1.5 Istana Maimun
Sumber :
internet
Daya
tarik Istana Maimun Medan terletak tidak hanya pada umur bangunan, tapi juga
pada keunikan rancangan interiornya. Secara arsitektural, bangunan ini
mengandung perpaduan bermacam macam unsur kebudayaan, ialah Melayu, Islam,
India, Italia, Belanda, & Spanyol.
Bentuk pintu serta jendela yg tinggi
& lebar terpengaruh dari arsitektur Belanda, sementara sekian banyak pintu
yang lain terpengaruh arsitektur Spanyol. Adanya lengkungan di atap setinggi
kurang lebih 5-8 meter menunjukkan pengaruh Islam. Lengkungan ini serupa dengan
perahu terbalik, ternama dengan sebutan pilar lengkungan persia yg juga
terkenal di Turki, Timur Tengah, pun India.
Bangunan istana ini mempunyai 40 kamar
dgn 20 kamar di lantai atas & sisanya di lantai bawah. Terkecuali itu pula tetap ada
gudang, dapur, empat kamar mandi, serta penjara. Sekian Banyak material buat
membangun istana ini berasal dari Eropa, seperti marmer, teraso, & ubin
lantai. Bangunan
Induk atau Balairung mempunyai luas 412 meter persegi. Di sinilah singgasana
Kesultanan Deli berada. Kamu bisa mengabadikan photo dgn latar singgasana
tersebut selama berkunjung ke Istana Maimun Medan. Tahta singgasana didominasi
warna kuning. Secara keseluruhan, bangunan Istana Maimun Medan ini memang lah
berwarna kuning. Warna ini dianggap sbg warna kebesaran oleh suku Melayu.
Gambar 1.6 Singgasana Sutan Deli
Sumber : internet
Di atas singgasana sultan itu
terdapat lampu kristal bergaya Eropa yg menerangi singgasana. Singgasana ini
masihlah dipakai sampai sekarang pada waktu seremoni-seremoni tertentu,
contohnya pengangkatan sulatan atau diwaktu sultan menerima sembah sujud dari
para anggota keluarga di perayaan hari-hari Raya Islam.
Pengaruh gaya Eropa di Istana
Maimun Medan kelihatan terhadap perabotan-perabotan, seperti meja, kursi, &
lemari. Perabotan-perabotan lanjut usia ini dibuat dgn demikian rincian &
rumit. Rasa kagum terhadap kemegahan objek wisata Medan yg satu ini tidak
sampai pada hal ini saja. Kamu bisa melihat hiasan interior istana yg penuh
warna & mendetail, menyuguhkan satu buah tatanan yg rapi & indah.
Gambar 1.7 Interior Istana Maimun
Sumber :
internet
Satu Buah tempat duduk
lebar dgn warna kuning terletak di ruang tengah sebelah kanan. Ruang duduk ini
yaitu ruang dimana sultan serta permaisuri biasa duduk sambil bersantai. Di
sepanjang dinding & bufet, Kamu bisa menyaksikan banyak poto anggota keluarga
kerajaan terpajang di sana.
Di dalam Istana Maimun,
Kamu diperbolehkan menonton warisan Kesultanan Deli, mulai dari kursi, lemari,
meja, sampai aneka koleksi yang lain. Ada juga beberapa ruangan yg tak boleh
dimasuki atau diduduki, seperti sayap kanan istana yg berfungsi juga sebagai
ruang tinggal keluarga kesultanan.
Bersama ditemani oleh satu orang pemandu, Kamu bisa
mendapatkan wawasan mengenai sejarah singkat Kesultanan Deli pun riwayat Istana
Maimun Medan ini. Tidak Hanya itu, di istana ini Kamu pula bisa menyewa pakaian
adat melayu dengan aneka warna.
Di Istana Maimun Medan, Kamu
bisa melihat satu buah meriam legendaris bernama meriam Puntung atau meriam
buntung. Meriam ini bisa dijumpai di bagian kanan Istana Maimun, berada dalam
sebauh bangunan mungil khas Batak sbg lokasi penyimpanannya.
Menurut legenda, meriam ini
yaitu jelmaan adik dari satu orang puteri yang cantik jelita. Ketika berada di
Istana Maimun Medan, Kamu bisa membaca kisah legenda meriam Puntung ini dalam
satu buah prasasti di dekat pintu masuk.
Gambar 1.8 Rumah Meriam Putung
Sumber :
internet
Alkisah, Kerajaan Deli Tua
dikisahkan sempat memiliki satu orang puteri berparas jelita bernama Puteri
Hijau. Puteri ini mempunyai dua orang saudara laki laki, yakni Mambang Yasid
& Mambang Khayali. Sampai sebuah disaat, puteri ini menolak pinangan dari
Raja Aceh. Tak terima bakal penolakan tersebut, Raja Aceh menyerbu Kerajaan
Deli Tua. Demi mempertahankan istana, adik Puteri Hijau yg bernama Mambang
Khayali menjelma jadi meriam & menembaki pasukan Kerajaan Aceh.
Meriam jelmaan ini
terus-menerus menembakkan pelurunya sampai larasnya jadi sedemikian panas &
akhirnya terpecah jadi dua bagian. Sesudah 300 th setelah itu ketika Kesultanan
Deli dipegang oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah (1873 – 1924),
meriam ini ditemukan lewat satu buah mimpi. Dalam mimpi, Sultan diberitahu
bahwa ada satu bagian meriam berada dalam rumpun rambung (getah) besar di depan
istana. Saat dicek & nyatanya benar, Sang Sultan membangun satu buah tempat
buat menaruh meriam tersebut di bagian depan tepatnya sebelah kanan istana.
Gambar 1.9 Meriam Putung
Sumber :
internet
Sementara ujung meriam berhasil ditemukan di Seberaya,
masuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Karo. Sebab tak terawat, oleh penduduk
selanjutnya penyimpanannya dipindahkan ke Sukanalu. Sebahagian warga lokal
tetap mempercayai legenda ini & mempunyai anggapan bahwa meriam Puntung
sungguh mendatangkan barokah. Inilah sebabnya aneka bunga ditabur diatas meriam
yg tersimpan di tempat berukuran kurang lebih 4×6 meter.
Kesimpulan
Demikian dari ulasan diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam perancangannya, Istana Maimun sudah menerapkan
konsep Sustainability in Islamic Architecture
yang ditunjukkan dengan penerapan aspek environtmental sustainability,
social sustainability, dan economical sustainability . Akan tetapi,
dalam aspek economical
sustainability masih terdapat beberapa penyalahgunaan
fungsi seperti adanya PKL(Pedagang Kaki Lima) yang tidak teratur sehingga
mengganggu aktivitas yang lain. Hal ini memerlukan adanya penindaklanjutan dari
segi desain maupun pemerintah.
Sumber:
Putrie, Yulia Eka, M. Alaa Mandour . 2011. Contemporary Architecture of
Islamic Societies: UIN-MALIKI PRESS
Askamija, Ajla. 2013. Sustainable Facades : WILEY
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Maimun
http://backpackercantik.blogspot.co.id/2016/04/kemegahan-istana-maimun-medan-dari.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar